Senin, 06 Februari 2012

Anak-anak kampret


Biasanya siang2 bolong enak sih ngorok di atas tempat tidur dan mimpi indah ketemu bidadari salah2 mimpi ketemu setan, tapi apa daya seperti biasa kegiataan menyenangkan itu tak bisa kesampaian karena aku harus ngebantu jaga toko yang bagiku itu sebuah pekerjaan yang membosankan dan harus menahan kesal ampe membuat tekanan darah aku naik karena pembeli yang super duper rese dan nyebelin minta ampun.

Sekitar pukul 01.00 waktu indonesia tengah tepatnya di Makassar di rumah aku sendiri, dengan keikhlasan yang dipertanyakan karena aku harus duduk di kursi kayu yang lumayan keras bisa membuat bokong jadi tepos untuk menunggu pembeli yang rese dan nyebelin datang ngasih duit lalu aku ngasih barang, dengan ditemani laptop sebagai pendongkrak semangat walaupun cuma dikit, dalam benak aku berteriak “ASTAGAAAA..... KENAPAAAAAA.......??? KENAPA AKU HARUS KETEMU LAGI DENGAN ANAK2 NAKAL YANG MENYEBALKAN ?” setelahnya itu akhirnya aku pasrah saja menjalani, eh tapi gak semua pembeli yang nyebelin kok, Cuma anak kecil yang nakal yang suka ngeledek dan bertingkah brutal.

Siang itu satu per satu pembeli atau pelanggan mulai datang tak diundang pulang tak diantar di toko aku udah kayak jalangkung, dan datanglah seorang anak dengan tampang yang kelihatan agak aneh tak terurus berniat untuk belanja sesuatu.

“Beliiiiii......!!!!” kata si anak itu
“Iya apa ?” jawabku tanpa menoleh kearahnya yang sibuk dengan laptop
“Beliiiiii......!!!!”  ulang kata si anak itu lagi
“Iya beli apaaa....???” jawab ku lagi, lalu menghampiri anak itu
“Beli anu...” sambil berpikir dan menoleh kesana kemari kebingungan entah mau beli apa, dia dan tampang anehnya itu makin jadi aneh setelah dia pasang muka bingung
“Yang mana ?” tanyaku sambil berpikir ‘astaga ni anak niat belanja gak sih ? lama betul aku ampe jenggotan’
Beberapa saat kemudian dia udah nunjuk apa yang dia mau “Yang itu !” kata anak itu sambil nunjuk sebuah biskuit, dan aku pun membuka toples biskuit itu, tapi tiba2 dia nyaut lagi “Gak jadi, itu aja deh !” sambil memalingkan telunjuknya ke sebuah permen
“Oww ini ? nah ni ambil, mana uangnya ?” aku ngasih permen dan minta uang si anak itu dan berpikir ‘sialan ni anak monyet satu, nguji kesabaran aku’

Setalah itu tekanan darahku pun mulai naik apalagi didukung oleh cuaca panas di siang bolong, dan saat keringat mulai mengalir keluar dan membasahi tubuhku aku baru nyadar ternyata kipas anginnya dari tadi gak nyala pantesan panas betul, sial.

Dari tadi main laptop bosan juga, akhirnya aku pindah kelain hati, aku nyalain tv lalu mencampakkan laptop, kalian mungkin udah kalau acara tv siang2 itu gak da yang menarik alias membosankan seperti itulah yang kualami saat itu, acara tv yang ada hanya berita, sinetron laga yang gak masuk akal yang bisa terbang dengan naga, dan juga acara musik lebay yang isinya cuma musik2 boyband dan girlband yang notabenenya aku paling gak suka,  akhirnya cuma iklan dan iklan yang menarik untuk di tonton.

Di selah2 aku nonton tv pembeli juga alhamdulillah banyak yang datang tak di undang pulang tak diantar, ampe datang satu lagi pembeli dengan tampang konyol kira2 anak umur 7 tahun namanya Gerandong biasa di panggil Andong sama orang sekitar lingkungan rumahku, kayak nama kendaraan yang di tarik kuda, kalian mungkin berpikir kok namanya aneh banget ya, aku juga gak begitu tau kenapa namanya bisa Gerandong, mungkin saja ada arti yang begitu indah di balik nama tersebut atau mungkin juga orang tuanya salah kasi nama, dengar2 rumor sih waktu dia lahir saat itu ada film laga yang terkenal kalau tidak salah judulnya Misteri gunung merapi yang pemerannya ada yang disebut Mak Lampir dan cucu Mak Lampir namanya Gerandong dan mungkin dari situ namanya diambil, ah tapi kalau aku pikir bukan mungkin lagi, lebih tepatnya emang dari situ kali namanya diambil, yasudahlah itu urusan orang tua dia mau pake nama apa.

Ni anak super duper bandel banget minta ampun, maksud aku si Andong, hemm... lama2 aku panggil bendi juga ni anak, mugkin karena faktor orang tuanya sangat acuh dan gak begitu ngurusin anaknya sehingga bisa jadi sangat bandel dan suka bikin jengkel, apa lagi kalau datang belanja di toko aku, sumpah rasa belas kasihan ku ampe hilang dibuatnya yang ada hanya kesal dan jengkel, saat itu dia datang  belanja di toko aku.

“Belliiiiii........!” Datang dengan wajah innocent, cupu, konyol nan aneh
“Iya, Beli apa ?” saut aku
“Belli..belli..belli....belliiii.....!!!!” entah apa maunya ni anak, lagi2 kesabaran aku di uji
“Iya, mau beli apaaaa.....???” aku mulai kesal
“Belli.....!!!!” dia  ulang lagi, seakan-akan mengejek
Dalam hati aku teriak ‘ANAK SETAAAAAANNNN...... MAU BELI APA KAMU KAMPREEEEET ? GAK USAH DI ULANG2 AKU DAH TAU KAMU MAU BELANJA’ aku pun menghela nafas panjang berusaha menghilangkan kekesalan lalu menghampirinya dan berkata “Mau beli apa oi ?”
“Anuuuu....????” berpikir panjang sambil melihat kesegala penjuru toko
“Yang mana ?” tanyaku lagi
“Beli es kyko” jawabnya
Dalam hati aku berkata ‘Anak kampret, beli es aja berpikirnya ampe satu abad, setan !’ aku pun bergegas berjalan ngambil es di kulkas, lalu kembali dan aku kasi esnya ke dia
“Es susu bantal, bukan es kyko !” dia ngebantah, si Andong maksud aku
“Tadi kau bilang es kyko bukan susu bantal !” kataku dengan darah dikepala udah mendidih
“Tadi aku mau susu bantal bukan es kyko !” katanya lagi
Betul2 ni anak bikin aku jengkel tingkat dewa, kancut ! akhirnya aku pun mengganti es kyko nya dengan susu bantal.
“Nih, mana uangnya ?” kataku dengan rasa jengkel aku kasi susu bantalnya sambil minta uangnya juga
Akhirnya dia pergi juga alhamdulillah, tapi sebelum dia pergi dia ngasih cendera mata untuk aku dulu dengan menjulurkan lidahnya dan memasang muka hancur sehancur2 mukanya itu berniat untuk mengejek lalu berteriak “NYENYENYEEEEE.........WEEEEEE.......!!!!!”

Betul2 ngeselin dan membuat aku geram ‘awas saja kalau kau kembali, aku bakar kau hidup dasar anak setaaaaannn......!!!!’

lima ekor anak saja begini perilakunya datang belanja aku bisa masuk rumah sakit jiwa, asli menjengkelkan, entah ngidam apa emak tu anak waktu dia dalam kandungan.

Namun setelah anak berandal tadi pulang penderitaanku berlanjut lagi dengan datangnya anak ingusan yang aneh dengan cara bicara yang kurang jelas mirip bahasa alien, dalam benak aku merintih ‘ya Tuhan, ambil aku sekarang, cobaan apa yang kau berikan ini’

“Delli... dodol itang !” kata anak ingusan itu dengan lidah yang agak terlipat
“Iya mau beli apa dek ?” tanyaku
“Dodol itan” dengan logat bicara yang masih kurang jelas
“Dodol ?” tanyaku lagi sambil berpikir apa mau ni anak dengan rasa bingung sangat tinggi
“Butang ! dodol itang kayak dinii.....!” bukan maksudnya dan dia mulai mengeluar dan menunjukkan sebuah spidol dari tangannya
“Oww..... Spidol hitam ?” dengan sedikit rasa legah akhirnya aku tau apa mau anak itu
“Iyaaaa.....!” dia pun mengangguk
“Tunggu sebentar aku ambilkan !” seru ku pada anak ingusan itu, dan aku beranjak mengambilkannya sebuah spidol hitam dengan bahasa latin dodol itang dan memeberikannya pada anak aneh itu “Nih, seribu lima ratus ! Mana uangnya ?” sambil meminta uangnya.

Seiring anak ingusan nan aneh tadi pergi, aku bisa santai dikit karena udah kurang yang datang belanja, aku baring2 di sebuah kursi panjang sambil nonton tv dengan rasa kantuk yang mengerogoti kepalaku, mataku pun sedikit sayup karena rasa kantuk, dan akhirnya tanpa sadar aku tertidur, lalu tiba datang lagi pembeli.

“Malekuuuummm..... mau beliii......!” kata seorang pembeli dengan suara lembut dan sopan
Aku terbangun lalu beranjak dari kursi tempatku tadi baring dan berpikir ‘mau beli apa nih orang ngeganggu tidur aku aja, sialan !’ aku pun menghampiri pembeli itu.
“IYAA.... mau beli apaaa...?” dengan suara tinggi yang semakin rendah yang tadinya jengkel jadi adem ayem, aku tersipu dan bertanya pada pembeli itu yang ternyata cewek cantik nan manis tetangga samping rumaku yang ngekost, aku berpikir ‘ya Tuhan, kenapa tidak dari pertama kau berikan yang seperti ini ? hehehehe....’
“Beli sabun shampo, sabun cuci, sama indomienya” kata cewek manis itu
Aku pun mengambilkan apa yang dia sebut tadi, “Masih ada ?” tanyaku lagi
“Iya, kasi juga teh sachet sama biskuitnya” kata cewek manis itu lagi.
Sambil ngambil barang yang dia mau aku mulai menghayal ‘eh cewek kalau kamu mau beli hati aku juga boleh kok, diskon 99%, ato ambil aja deh gratis ! hehehehe.....’ lalu aku bertanya lagi “Masih ada ?” berharap dia tinggal lebih lama
“Udah, itu aja ! berapa semuanya ?” tanya dia sambil ngambil uang di dompetnya
“oh iya, semuanya jadi lima ribu” dalam hati aku sambung ‘dengan bonusnya juga nih hati aku, Hahahahahaha.......’ aku pun ngasih barang yang dia mau dan kembalian uangnya yang kebetulan sepuluh ribu rupiah ke cewek itu
“Terima kasih !” kata cewek itu sambil tersenyum manis dan beranjak pergi, membuat hati damai rasanya walaupun disisi lain kecewa karena cuma bentar.
“Iya, sama-sama !” jawabku sambil tersenyum, ‘sering2 datang ya ! hehehe....’ kataku dalam hati

Kalau rata2 pembelinya kayak cewek ini mah aku betah jaga tokonya, tapi kalau pembelinya tuyul2 yang menjengkelkan rasanya pengen arrgghh.... au ah gelap !

Hari pun makin sore mulai rame lagi pembeli yang datang, tapi saat itu sudah bukan aku lagi yang jaga toko, karena ada adek aku yang gantiin aku jaga toko, rasanya legah bettul kayak Indonesia yang merdeka dari jajahan belanda.

Rabu, 01 Februari 2012

Ujian Akhir Semester


Rata2 pelajar paling benci yang namanya ujian, test, ulangan, ato apalah namanya itu, dan tentu saja aku salah satunya yang paling benci kegiatan itu, kegiatan yang membuat kita jadi stress gak karuan pusing tujuh keliling, delapan keliling, sembilan keliling, yang maksa otak untuk bekerja ekstra keras demi hasil yang memuaskan.

Hari terakhir ujian semester aku berangkat ke kampus setengah jam lebih awal dari jadwal yang ditentukan yaitu pukul 10.00, mungkin kalian kira untuk antisipasi supaya gak telat, bukan ! niat aku datang lebih awal itu karena emang kebetulan aku bangunnya tumben pagi dan sekalian aku mau cuci mata di kampus mumpung masih pagi wajah cewek2nya pasti masih seger2 jadi enak dipandang layaknya ikan yang baru dipancing dari laut, karena kalau dah siang atau agak sorean gitu pasti udah gak sedap lagi dipandang karena wajah mereka udah mengkerut dan ciut.

Sesampainya di kampus pagi itu aku duduk2 nyantai di pojok gedung fakultas nungguin teman2 yang lain datang dengan headset yang terpasang di kedua telinga sambil sesekali melerik ke kiri dan ke kanan melihat keadaan disekitar dan dengan perasaan kecewa saat itu cewek2 yang aku harap bisa jadi sumber inspiratifku pagi itu gak ada yang muncul, ada sih beberapa tapi cuma dikit bisa di hitung jari.

Lima menit berlalu

Sepuluh menit

Dan akhirnya rame juga udah banyak cewek2 yang datang, aku dah seperti nungguin tamu yang sangat penting padahal cuma cewek2 yang gak ada penting2nya sama sekali menurut aku untuk aku pikirin, entahlah mungkin motivasi aku berlebihan saat itu dan lagi error jadi gak ada motivasi lain untuk datang ke kampus karena kepagian, setelah beberap saat muncul satu temanku bernamaaaaa......!?!?!? astaga aku lupa nama temanku sendiri !? tapi tak apalah, salah dia juga sih jarang masuk kampus jadi aku agak lupa dengan namanya, saat dia menghampiriku dia bertanya ke aku.

“eh Mashur, anak2 yang lain mana ?” tanya temanku.
“belum ada datang selain kau dan aku, dan aku paling pertama datang, hebat kan ?” Sebuah prestasi besar bagi aku yang selama ini menurut gosip yang beredar paling sering telat masuk jam pertama.
“Apanya yang hebat ? rumah mu itu di belakang kampus dan paling dekat dari kampus, jadi wajar kan” Seru temanku.
“Oh gitu ya ? hehehe...” Lemod.

10 menit lagi pukul 10.00 teman2ku yang lain sudah pada bermunculan entah lewat mana dan dari mana mereka berasal, mungkin lewat jalan raya atau juga jalan lahir, mungkin ada yang keluar dari goa, turun dari langit, naik dari permukaan laut, bangkit dari kubur dan sebagainya.

Setelah ramai kami pun masuk ke kelas menunggu dosen yang akan datang untuk mengawasi ujian kami, mata kuliah yang akan di ujiankan saat itu mata kuliah Surveilans, dan sama sekali aku gak mengerti tentang ni mata kuliah alias semalam gak belajar, Kacrut !

Pengawasnya pun datang, dua sosok ibu dosen dan satu bapak dosen dengan tampang sinis dan kayaknya killer, dalam hati aku berkata “astaga, mampus aku !?!? semoga entar ada wahyu yang turun dari langit, amin !”, dan tanpa banyak basa-basi pengawasnya pun langsung membagikan kertas ujiannya walaupun yang datang ujian saat itu cuma setengah dari jumlah yang  sebenarnya.

Pertama aku buka dan lihat soalnya aku sangat terharu membacanya, aku seperti membaca sebuah naskah kitab pusaka yang belum pernah diterjemahkan sama sekali dan aku ditugaskan untuk menerjemahkannya, sumpah aku gak ngerti sama sekali ampe aku senyam senyum sendiri melihat soalnya ampe kayak orang gila, tragisnya lagi teman yang duduk disamping aku itu sudah strezz mikirin bagaimana caranya untuk nyontek dengan sukses, tapi walaupun gitu aku harus bertempur sampai titik darah penghabisan demi kehormatan bangsa dan kemerdekaan negara, udah berasa seperti pahlawan memperjuangkan kemerdekaan padahal cuma ujian. perlahan-lahan aku maju dengan menulis data diri di lembar jawaban mulai dari nama, stambuk, kelas ampe tanda tangan, lalu beberapa saat kemudian aku terdiam gak tau mau ngapain lagi, yang aku tahu cuma baca soal dan nulis data diri, kepala aku mulai pusing dan gelisah, aku stress tingkat dewa, pantat aku dah kayak terkena penyakit ambaien gak bisa duduk dengan baik, kampret ! Dan akhirnya aku putusin untuk ngeluarin bakat terpendam aku yaitu ngrepek bahasa alaynya nyontek, diam2 aku berusaha minta jawaban pada temanku.

“eh, minta jawaban donk !” seru aku sambil berbisik ke temanku yang namanya Asdar
“Belum, yang selesai baru dikit” balas si Asdar
“Biarlah, dari pada gak ada, aku sudah stress ni” aku nyolot
“iya, iya tunggu sebentar !” saut si Asdar, dan aku tak tahu dia ikhlas ato tidak ngasihnya tapi aku tak peduli

Aku bersyukur akhirnya aku agak sedikit tenang dan legah ”terima kasih Tuhan”, tapi tiba2 datang lagi dua pengawas dan akhirnya aku tidak jadi tenang dan legah karena pengawas yang tadinya cuma 3 orang itu pun sudah kebanyakan menurut aku, lalu bertambah jadi 5 orang, sial betul dah ujian kali ini ! sialnya lagi dosen2 itu bergosip di dalam kelas sambil mengawasi kami ujian, sungguh merusak konsentrasi untuk menyontek, tapi aku bersyukur untungnya mereka gak buat arisan di kelas tempat kami ujian.

Tidak lama kemudian ada salah seorang temanku minta jawaban ke aku.

“Ssst.. oi !” seru seorang teman ke aku
“Apa sih ?” jawab aku
“Minta jawabannya !” dengan muka memelas
“Aku gak punya jawabaaaan..!” dengan gaya iklan kartu celluler di tv “Hahahaha.... aku juga lagi berusaha nyari contekan, Setan !” lanjutku
“Sial ternyata aku salah tempat, ya sudahlah, kalau nanti ada tanya aku ya !” kecewa berat tapi masih berharap.
“Ok, siip !” balas aku

Dan tiba2 dosen pengawasnya menegur.

“Jangan ribut, harap kerja dengan tenang ! sisa waktu tinggal 35 menit dari waktu yang di tentukan”

Selain itu aku juga berusaha meminta jawaban dari teman yang lain lewat sms, tapi cara ini mungkin agak sulit dan belum tentu smsnya juga dibalas, aku pun menunggu dan menunggu sms ku di balas tapi tak kunjung di balas, gak ada yang menggubris sms ku, Sial ! aku emosi, iblis mulai merasuki ku, niat jahat pun muncul di benakku, aku berenca ngirim kunci jawaban asal2an alias palsu karena soal juga multiple choice atau pilihan ganda, setelah aku ngirim kunci jawaban palsu baru mereka ngebales sms ku, kacrut ! tapi giliran aku yang cuek, aku pun tertawa dalam benakku “Hehehehe.... rasain kalian !” masa bodoh mereka mau percaya atau tidak dengan jawaban yang aku kirim itu urusan mereka, dunia memang kejam.

50 menit berlalu

Waktunya tinggal 10 menit, soal ujian yang aku jawab baru setengahnya, aku mulai panik mencari dimana lagi aku bisa mencari nafkah ? eh salah ! maksud aku jawaban dari soal ujianku, untung ada beberapa temanku yang bisa membantu, selain itu juga terpaksalah aku asal2 nembak jawaban dari beberapa soal yang belum terselesaikan.

Waktu ujian habis.

“Harap dikumpul sekarang, waktunya habis, selesai tidak selesai harus dikumpul, cepat ! yang tidak mau kumpul seterah” Perintah dari seorang pengawas ujian dan ujiannya pun selesai.

Setelah kertas ujiannya ku kumpul aku pun keluar ruang dengan tidak ikhlas dan dipenuhi rasa kekecewaan yang mendalam, aku ngomel2 dalam hati “Dosen kampret, dah tau materinya sulit, dikasih soal pilihan ganda ampe 50 nomor waktunya pun sempit cuma 60 menit, setan betul dah ! tunggu aku nanti jadi dosen dan kamu punya cucu yang aku ajar, bakalan kutelan bulat2, hemm... tapi ya sudahlah !”

Waktu ujian yang hanya 60 menit berasa kayak seminggu di dalam ruangan ujian itu, tapi tak apalah ikhlaskan saja,  tinggal tunggu saja hasilnya semoga memuaskan, amin !